Kabupaten Pemalang merupakan daerah pesisir yang kaya akan hasil laut, begitu juga dengan limbah kulit kerang jumlahnya sangat melimpah. Namun, sampai saat ini pihak yang memanfaatkan potensi ini masih sedikit. salah satunya adalah Kerajinan Andora, yang menyulap limbah kulit kerang dan barang tak terpakai lainnya menjadi barang yang bernilai ekonomis.
"Kita sudah mulai membuka usaha sejak tahun 1990, dengan produk berupa tirai , lampu gantung, hiasan dinding serta pernak - pernik lainnya. Adapun pangsa pasar antara lain Pekalongan, Semarang, NTB dan lain - lain. Sebenarnya pangsa pasar masih terbuka lebar, hanya saja terkendala modal, karena ada beberapa jenis kulit kerang yang harus didatangkan dari luar daerah seperti Brebes maupun dari luar Jawa," tutur Siti Fatimah (40) pemilik kerajinan Andora yang membuka bengkel kerja di kios parkir objek wisata Widuri, Rabu (23/5).
Hingga saat ini jumlah karyawan tetap di Andora, papar Siti ada enam orang. Namun diluar itu ada anak - anak sekolah yang biasanya ikut bekerja ditempatnya selepas sekolah. Mereka kebanyakan anak - anak tetangganya. Untuk harga produk, nilainya bervariasi mulai dari yang Rp 3.500 hingga Rp 20.000. Sayang karena produk masih terbatas, sering pengunjung belum bisa membeli dalam jumlah banyak.
Terpisah, Kepala Kelurahan Widuri, Samsudin SIP membenarkan jika ada warganya yang menggeluti bidang kerajinan kulit kerang. Menurut dia, sebenarnya peluang yang bisa dikerjakan sangat besar sebab bahan baku yang ada melimpah dan pangsa pasar juga jelas. Apalagi Widuri merupakan salah satu objek wisata yang selalu mendapatkan kunjungan tamu setiap hari.
"Harapan kami, dinas dan instansi terkait dapat memberikan dukungan dan pendampingan terhadap perajin secara berkesinambungan, karena mereka membangkitkan potensi dari yang tadinya limbah menjadi barang bernilai ekonomis. Apalagi selain kulit kerang juga ada kerupuk kulit ikan blado," pungkasnya.
"Kita sudah mulai membuka usaha sejak tahun 1990, dengan produk berupa tirai , lampu gantung, hiasan dinding serta pernak - pernik lainnya. Adapun pangsa pasar antara lain Pekalongan, Semarang, NTB dan lain - lain. Sebenarnya pangsa pasar masih terbuka lebar, hanya saja terkendala modal, karena ada beberapa jenis kulit kerang yang harus didatangkan dari luar daerah seperti Brebes maupun dari luar Jawa," tutur Siti Fatimah (40) pemilik kerajinan Andora yang membuka bengkel kerja di kios parkir objek wisata Widuri, Rabu (23/5).
Hingga saat ini jumlah karyawan tetap di Andora, papar Siti ada enam orang. Namun diluar itu ada anak - anak sekolah yang biasanya ikut bekerja ditempatnya selepas sekolah. Mereka kebanyakan anak - anak tetangganya. Untuk harga produk, nilainya bervariasi mulai dari yang Rp 3.500 hingga Rp 20.000. Sayang karena produk masih terbatas, sering pengunjung belum bisa membeli dalam jumlah banyak.
Terpisah, Kepala Kelurahan Widuri, Samsudin SIP membenarkan jika ada warganya yang menggeluti bidang kerajinan kulit kerang. Menurut dia, sebenarnya peluang yang bisa dikerjakan sangat besar sebab bahan baku yang ada melimpah dan pangsa pasar juga jelas. Apalagi Widuri merupakan salah satu objek wisata yang selalu mendapatkan kunjungan tamu setiap hari.
"Harapan kami, dinas dan instansi terkait dapat memberikan dukungan dan pendampingan terhadap perajin secara berkesinambungan, karena mereka membangkitkan potensi dari yang tadinya limbah menjadi barang bernilai ekonomis. Apalagi selain kulit kerang juga ada kerupuk kulit ikan blado," pungkasnya.